Home Beauty Nail Art: Canvaskukuku, Berawal dari Hobi Hingga Menjadi Bisnis Lifesyle

Nail Art: Canvaskukuku, Berawal dari Hobi Hingga Menjadi Bisnis Lifesyle

102
0

Nail art, adalah salah satu bentuk seni yang kini sangat digemari oleh berbagai kalangan, mulai dari remaja hingga orang dewasa. Ini mungkin karena nail art mudah untuk dipelajari dan digunakan dengan alat yang sudah mulai didapatkan dirumah. Seni kuku ini bukan hanya menjadi pelengkap tampilan, tetapi juga menjadi salah satu bentuk ekspresi diri dan gaya hidup yang modern yang banyak di ikuti generasi muda yang tinggal dikota-kota besar.

Kecantikan saat ini bukan hanya tentang pakaian yang trendy, make up yang sempurna, atau rambut yang tertata dengan rapi, tapi memberikan perhatian kecil, seperti kuku adalah bagian terpenting juga dalam penampilan seseorang. Karena ketika memperhatikan kuku dengan merawat dan menghias dengan baik, dapat memperkuat karakter seseorang, meningkatkan rasa percaya diri dan mencerminkan kepribadian seseorang.

Mungkin bagi sebagian orang, nail art hanyalah hiasan kecil diujung jari yang hanya memperindah jari-jari saja, tapi bagi seorang generasi muda diperkotaan, nail art menjadi bagian dari dalam diri mereka, untuk menunjukkan jati diri atau identitas diri mereka kepada banyak orang yang mereka temui dimanapun itu.

Nail art tidak hanya berfungsi sebagai petunjuk identitas diri seseorang,tetapi juga berfungsi sebagai alat atau media untuk mengekspresikan suasana hati, kreativitas diri dan gaya hidup seseorang. Dalam pemilihan warnanya, pola, dan desain yang dipilih adalah sebagai media untuk menunjukkan dirinya seperti apa, atau apa yang sedang ingin ditampilkan diruang publik.

Bagi sebagian generasi muda dikota-kota besar, nail art bukan sekadar tren kecantikan saja, tetapi merupakan salah satu bentuk komunikasi tanpa kata atau yang dikenal sebagai komunikasi non-verbal, karena menggunakan warna, pola, dan simbol untuk menyampaikan makna dari komunikasinya. Dengan demikian, warna-warna yang dipilih biasanya memiliki arti, misalkan seperti warna-warna pastel menunjukkan kelembutan dan ketenangan, sedangkan warna metalik dan glitter untuk menunjukkan sisi berani dan percaya diri. Selain itu, untuk desain-desain ataupun pola yang dibentuk juga biasanya memiliki arti tersendiri bagi setiap nail artist ataupun mereka yang memiliki kuku yang dihias. Misalkan untuk desain-desain yang minimalis itu biasanya memberikan kesan yang elegan dan modern, sementara pola artistik yang rumit bisa menunjukkan jiwa kreatif dan bebas. Namun kembali lagi bagaimana cara kita mengartikan atau memaknai setiap desain yang diinginkan.

Ditengah padatnya kegiatan dan kehidupan urban yang serba cepat, nail art juga menjadi cara untuk mengekspresikan diri dan sebagai bentuk merawat diri diwaktu yang bersamaan. Seringkali generasi muda melakukan nail art dan menyebutnya sebagai “me time” (Waktu pribadi). Ini adalah waktu yang terjeda diantara rutinitas yang terjadwal dengan padat, biasanya disebut sebagai waktu tenang untuk bersantai. Selain itu, banyak tren-tren baru dalam hal desain atau warna yang terus berkembang, ini membuat para generasi muda tertarik untuk mencoba tren terbaru ini.

Melalui nail art ini, generasi muda dikota ingin menunjukkan bahwa keindahan tidak harus selalu besar ataupun glamor. Tapi justru dari hal terkecil, seperti hiasan diujung jari atau kuku, seseorang bisa tampil dengan berbeda. Nail art ini menjadi simbol dari gaya hidup kota yang sederhana, namun tetap modern, penuh warna dan memiliki makna yang tersembunyi dibalik desainnya.

Nail art sebagai bentuk seni yang hidup diantara padatnya perkotaan, yang menyatukan estetika, menguatkan kepercayaan diri, dan identitas personal dalam satu kesatuan diujung jari. Menjadikan nail art sebagai hobi yang terus berkembang menjadi salah satu bagian dalam industri peluang bisnis. Bukan hanya terfokus pada menjual jasa saja, tapi juga terfokus pada karya seni yang bisa dinikmati dan dipakai oleh orang lain. Salah satu contoh yang memasuki peluang ini yaitu Canvaskukuku. Salah satu brand yang dibentuk dan dibangun oleh seorang perempuan muda bernama Woro yang berlokasi di daerah Bintaro. Dibalik prosesnya ada semangat yang menjadikan kuku sebagai media ekspresi diri yang lebih modern.

Penulis bersama Woro, pendiri Canvaskukuku
(Foto: Dokumentasi Pribadi)

Bisnis yang Berawal dari Hobi

Kisahnya berawal dari ketertarikannya pada kutek sejak masa kecil. “Aku memang udah dari kecil suka kutekan, karena melihat mama suka kutekan,” katanya sambil tersenyum mengingat. Namun dulu hanya sekadar suka, tapi setelah mendapatkan dorongan dari kakak rohani dan keluarga yang membuatnya menggali kesukaannya ini menjadi hobi hingga membuka bisnis nail art. “Ada support dari kakak rohani dan keluarga, yang pada akhirnya membuatku untuk melangkahkan kaki memulai Canvaskukuku ini,” ujarnya menceritakan awal berdirinya Canvaskukuku.

Contoh Logo Canvaskukuku dapat dilihat bagian atasnya (Sumber : Canvaskukuku)

Selain menceritakan awal berdirinya Canvaskukuku, Woro juga menceritakan makna dibalik nama “Canvaskukuku”, yang bukan hanya sekadar nama, namun juga memiliki makna. “Nail art sama halnya seperti menggambar, gambar ini perlu media, biasanya medianya buku gambar atau canvas, sedangkan nail art, medianya adalah kuku, jadi aku ambil Canvaskukuku,” cerita Woro menjelaskan. Bukan hanya namanya saja yang unik, namun dalam perpaduan warna dan juga karakter pada logo brand juga memiliki cerita yang unik. “Terinspirasi dari karakter Unicorn, dengan gambar kuku warna-warni diatas tulisan, dengan perpaduan warna pastel pink, biru keunguan, dengan coretan kuas dibawah tulisan,” lanjut Woro menceritakan. Dalam pemilihan logo dan warna, bukan hanya Woro saja yang memilih, tapi suami dan anaknya juga ikut memberikan masukan dalam konsep logo tersebut.

Bagi Woro, Nail art bukan hanya sekadar hiasan kuku, namun juga seni yang memiliki soul bagi sang artis itu sendiri. “Nail art adalah seni yang memiliki nyawa atau soul. Nyawa dari seorang artis tersebut” jelas Woro.

Inspirasi yang didapat Woro dalam mendesain adalah dari Pinterest dan juga Instagram, namun inspirasi juga datang dari setiap pelanggan. Apalagi karena Canvaskukuku mengusung konsep custome design, memberikan kebebasan kepada pelanggan untuk bisa memesaan desain kuku sesuai keinginannya. “Inspirasi pertama dari Pinterest dan juga Instagram, lalu inspirasi kedua dari pelanggan, karena custome sesuai keinginan pelanggan,” jelasnya.

Contoh dari Press-On Nails (Sumber :Canvaskukuku)
Contoh dari Nail Art di kuku asli
(Sumber : Canvaskukuku)

Mengenai produk, Woro menyediakan dua jenis layanan utama: Press-on nails dan nail art langsung di kuku asli. Press-on nails jadi pilihan banyak pelanggan, dan paling rekomendasi untuk yang muslim, karena bisa dilepas pasang tanpa menggangu waktu sholat (Wudhu). “Plusnya press-on nails ada temen-temen yang muslim, masih terbatas penggunaan gel polish, karena takut wudhu tidak sah. Jadi itulah salah satu poin plus dari press-on nail, bisa dipakai kapanpun, dan bisa dilepas pasang” ujarnya. Namun dalam ketahanannya, Woro lebih rekomendasi nail art di kuku asli, cocok untuk pelanggan yang aktif. “Kalau secara ketahanan di kuku asli lebih awet dibanding press-on nails, dan untuk aktivitas lebih nyaman di kuku asli.” Jelas Woro.

Dalam segi harga, Woro mengaku masih menyesuaikan dengan target pasar utamanya, yaitu Mahasiswa. Ia ingin kualitasnya tetap terjaga, namun tidak membebani pelanggan. “Karena ini masih merintis dan aku mendirikan ini karena hobi, jadi untuk harga aku masih patok menyesuaikan dengan pangsa pasarku, yaitu mahasiswa.”ujarnya. Penggunaan bahan yang dipilih juga tidak sembarangan, Woro mengutamakan kenyamanan untuk pelanggan. “Beberapa ada bahan yang berbahaya. Aku menghindari itu. Aku memprioritaskan customer, kenyamanan dan masa depannya customer.” jelasnya. Woro juga menjelaskan bahwa tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan bahan yang murah, namun dia hanya menggunakannya pada Press-on nails, tidak untuk langsung di kuku, jadi masih tergolong aman. “Aku tidak menutup mata, aku juga beberapa pakai bahan murah, tapi aku lebih pakai di press-on nails aja, karena press-on nail tidak langsung ke kuku.” Lanjut Woro menjelaskan.

Ketika Nail Art Tidak Terbatas pada Gender

Dalam dunia nail art ini juga tidak terbatas hanya untuk Perempuan saja, namun laki-laki juga dapat melakukan nail art. Menurut Woro, desain untuk laki-laki cocok dengan warna yang lebih gelap, simple dan maskulin. “Ada yang desain abstrak, terus jaman sekarang white to khaki desain lebih ke unisex, bisa untuk laki-laki dan bisa untuk perempuan, desain yang abstrak dan warnanya lebih ke tone yang strong dan dark.” Woro menjelaskan. Meskipun Woro belum mendapatkan pelanggan laki-laki, namun dia sudah mencari beberapa inspirasi desain untuk mereka.

Tantangan yang Harus Dihadapi

Dalam menjalani brand-nya yang masih merintis, Woro memiliki tantangan terbesar, yaitu waktu. Dirinya yang masih seorang pekerja kantoran dan berperan sebagai istri serta ibu, ia membagi waktu untuk menjalankan bisnis nail art ini. Tantangan keduanya adalah kecepatan dalam mengerjakan orderan. Dia mengaku kecepatannya yang belum maksimal. “Tantangannya karena kecepatannya lama, otomatis memakan waktu lebih panjang, sedangkan aku masih kerja kantoran, jadi aku harus membagi waktu untuk kerjaan kantor, harus ngerjain nail art, dan membagi waktu dengan keluarga, sedangkan waktu libur hanya di hari sabtu. Jadi itu challenging terberatku,” katanya menjelaskan. Namun dia percaya, dengan banyak berlatih, bisa meningkatkan kemampuannya dalam hal kecepatan, ditambah jika mendapatkan orderan dengan desain yang detail. “Tapi sebenarnya kalau pace itu bisa dilatih, dengan akunya yang sering berlatih, sering bikin detail yang kecil, itu bisa membantu untuk meningkatkan pace-ku. Jadi ketika aku bikin satu desain itu bisa lebih cepet, yang tadinya 6 jam, bisa jadi 4 jam atau 3 jam,” lanjutnya menjelaskan.

Untuk mempromosikan Canvaskukuku, Woro memanfaatkan Instagram dan Whatsapp sebagai media utama. Mengingat Instagram dan WhatsApp sudah banyak penggunanya, sehingga menurutnya bisa menjangkau Masyarakat luas dengan lebih mudah. “Kenapa Instagram? Karena pengguna Instagram sekarang masih banya, kalau ditanya Instagram pasti punya rata-rata” ujarnya. “Yang kedua WhatsApp, di dalam brandku ada nomor WhatsApp, ketika orang melihat status WhatsApp Canvaskukuku, orang bisa melihat. Contohnya aku punya komunitas ibu-ibu dari sekolahnya anakku, mereka yang tidak punya Instagram, bisa dijangkau dengan WhatsApp” lanjutnya menjelaskan.

Impian Besar Seorang Perempuan Muda dalam Mengembangkan Bisnis yang Berawal dari Hobi

Seorang Perempuan muda yang Bernama Woro ini, mempunyai mimpi besar untuk Canvaskukuku. Dia ingin memiliki studio nail art diluar rumahnya, agar tidak mengganggu keluarganya. Dan berharap bisa berkolaborasi dengan nail artist lainnya. Woro juga menjelaskan bahwa menurutnya dunia nail art tidak ada yang bersaing satu sama lain. “Supaya tidak mengganggu keluarga, aku punya harapan bisa buka studio diluar, bisa collabs (kolaborasi) dengan temen-temen nail artist lainnya, dan salah satu poin plus ada dibisnis nail art adalah bisnisnya sangat sehat, jadi didunia nail art yang saya tau itu tidak ada yang namanya saingan,” ujar Woro.

Pesan Bagi Setiap Generasi Muda dalam Membuka Bisnis

Dengan menceritakan kisah berdirinya Canvaskukuku, Woro memberikan pesan bagi para generasi muda yang ingin membuka bisnis dengan melalui hobi yang dimiliki, memanfaatkan tren sekarang ini yang terus berkembang dengan pesat, terutama diperkotaan.

“Sekecil apapun langkah yang bisa dilakukan, lakukanlah! Mulai melangkah kedepan dan mulai usahamu. Karena itulah yang akan menentukan step-step berikutnya. Sehingga apa yang menjadi mimpi kita dalam membuat bisnis, itu bisa tumbuh jadi makin besar dan makin besar.” – Woro owner Canvaskukuku.

Rumenta Mey Frida (2371510302)